Selasa, 06 Mei 2014

ARTI SEBUAH TAHI LALAT

Oleh: Malakasinu


Pada tubuh manusia ada satu tanda hitam atau kehitaman, ukurannyapun berbeda-beda tapi pada umunya kecil. Tanda ini ada yang tetap ada juga yang berubah (berkembang semakin besar) apakah gerangan arti atau kontribusi dari tanda tersebut bagi si pemiliknya?

Ada satu hal unik pada tubuh manusia, yang mungkin kita jarang memperhatikannya secara serius yaitu Tahi lalat atau andeng-andeng  (b. jawa). Sekilas secara umum tahi lalat biasa dikenal sebagai  semacam tanda tubuh biasa yang tidak bermakna. Kenapa sesuatu itu (tanda tubuh) dinamai tahi lalat? Bisa ada beberapa kemungkinan. Dalam teori bahasa dikenal ada istilah onomatopea, yaitu penamaan atau penyebutann sesuatu didasarkan pada kemiripan terhadap sesuatu yang lain. Selanjutnya, dalam teori bahasa dinyatakan bahwa penamaan—penandaan—sesuatu tidak berhbungan langsung, artinya tidak ada kaitan terhadap sesuatu yang dirujuknya. Hal ini disebut arbitrer, yaitu sewenang-wenang, jadi yang menjadi dasarnya adalah konvensi pemakai bahasa.
Tapi jangan salah. Kalau kita telisik dan perhatikan sebenarnya ada sesuatu yang menarik dibalik tahi lalat. Tahi lalat ini kadang mengganggu, tapi tak jarang juga malah membantu pemiliknya. Ia justru menjadi pemanis dan bahkan menjadi “trade mark” bagi seseorang. Contohnya actor filem era 80-an yang terkenal dengan tahi lalatnya yaitu Rano Karno. Bahkan anak muda pada masanya, banyak yang berusaha menyerupai dengan cara memberi tanda tubuh yang persis sama dengan idolanya untuk menunjukkan bahwa mereka penggemarnya.
Dari contoh diatas, kita bias telisik ternyata tahi lalat memiliki peran penting bagi identitas sesorang. Secara bilogis tahi lalat merupakan gejala pigmen kulit yang biasa terjadi pada tubuh manusia.
Dalam kajian bahasa ada istilah semiotic, yaitu ilmu yang mempelajari tanda dan atau symbol. Dalam hal ini bahasa adalah salah satu bentuk symbol. Smbol ini tidak hanya berupa bahasa bahkan bias berupa apa saja. Pokoknya setiap sesuatu yang bias menjadi rujukan bagi yang lain. Yaitu sesuatu yang menunjukkan kepada sesuatu yang lain yang disebut makna.
Makna juga bias bermacam-macam tergantung konteks yang melatarinya. Jadi dilihat dari sisi ini tahi lalat merupakan tanda. Dimana makna tanda tahi lalat ini bias bermacam-macam.
Seperti contoh tadi, actor filem ganteng Indonesia era 80-an yang memiliki tahi lalat—dibawah dagu—memiliki makna Rano Karno. Artinya makna tahi lalat yang demikian menunjuk kepada –reference—seseorang yaitu actor yang bernama tersebut. Atau aktris Hollywood  cantik era than 50-an yang bertahi lalat merujuk kepada sesorang aktris yaitu Merlyn Monroe.
Tahi lalat juga bias bermakna “bahaya”, ini apabila kontek tahi lalat yang melingkupinya tidak sewajarnya. Seperti kita kenal ada istilah tahi lalat hidup yang terus membesar sehingga bias mengganggu.
Jadi pada dasarnya, kita tidak bias mengacuhkan hal-hal yang kelihatanya sepele atau bahkan seolah tidak bermakna (tidak ada artinya) sama sekali. Senyatanya, jika kita perhatikan segala hal sebenarnya bias “dibaca” dan memiliki makna. Sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah, bahwasaanya tidak ada yang diciptakan dengan sia-sia.

Komca

Terima Kasih telah berkunjung dan membaca artikel ini.

2 komentar:

 

Copyright @ 2013 Komunitas Baca Mata Hati.

Designed by Templateism | MyBloggerLab | Distributed by Rocking Templates